SUNDARA KANDA
SUNDARA KANDA
Sundara Kanda merupakan kanda yang
kelima dari sapta kanda Ramayana. Dalam Sundara Kanda terdapat cerita Ramayana
yang diawali dengan keberangkatan Sang Hanuman mencari Dewi Sita yang diculik
oleh Ravana kemudian dibawa ke negeri Lengka. Sang Hanuman melakukan lompatan,
kemudian terbang melewati langit menuju negeri Lengka. Kecepatan Sang
Hanuman terbang melebihi kecepatan pikiran, dan tak tertandingi oleh Garuda,
Surya, dan Angin. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan raksasi yang bengis
dan ingin memakannya hidup-hidup. Sang Hanuman yang kuat dan cerdik dapat
mengalahkan raksasi tersebut dengan membunuhnya. Raksasi tersebut ialah Si
Dakini yang perutnya dirobek oleh Sang Hanuman dan Si Wikataksini yang lehernya
berhasil dirobek oleh Sang Hanuman.
Setelah melewati samudra yang amat
luas, Sang Hanuman sampai di Gunung Swela. Kembali ia melihat raksasa buas
sedang mencari mangsa. Sang Hanuman berhasil bersembunyi, dan melanjutkan
perjalanannya dengan melewati sebuah sungai. Sang Hanuman sampai di negeri Lengka
pada malam hari. Ia melihat raksasa yang sedang membawa obor untuk menjaga
kerajaan. Sang Hanuman berhasil menyusup ke dalam kerajaan dengan cara menjelma
seperti raksasa yang ada disana.
Sang Hanuman melihat taman yang
indah dan sangat luas diarah timur kerajaan. Taman tersebut bernama Taman
Angsoka karena terdapat banyak bunga yang indah dan sedang mekar disana. Sang
Hanuman segera menuju kesana dengan cara mengubah tubuhnya menjadi tupai
agar mampu meloncat-loncat di dahan-dahan bunga sehingga tidak diketahui oleh
raksasa penjaga kerajaan. Ketika ia sesekali melihat kebawah, ia melihat Dewi
Sita yang kurus dan berpakaian yang sangat lusuh sedang dijaga ketat oleh para
raksasa. Kemudian datanglah Ravana merayu Dewi Sita, tetapi ia tetap pada
pendiriannya, yaitu setia dan cinta kepada Sang Rama. Dewi Sita mencaci maki
Sang Ravana sehingga menyebabkan ia murka dan menghunuskan kerisnya kepada Dewi
Sita. Dewi Sita tetap pada pendirianya, Sang Ravana pun pergi.
Sang Trijata adalah raksasi yang
baik hati yaitu putri dari Wibisana. Sang Trijata menjaga Dewi Sita di Taman
Angsoka. Dewi Sita pun menceritakan semua kesedihan dan kerinduannya
terhadap Sang Rama kepada Sang Trijata. Menyaksikan hal tersebut, Sang Hanuman
segera mendekat untuk menyampaikan kerinduan Sang Rama.
Dewi Sita sangat terkejut melihat
kedatangan Sang Hanuman, ia awalnya mengira bahwa itu adalah
penjelmaan Sang Ravana menjadi seekor kera yang jinak. Setelah melihat Dewi
Sita curiga, Sang Hanuman pun menunjukkan cincin kesetiaan Sang Rama. Sang
Hanuman menyampaikan semua keadaan Sang Rama semenjak mereka berdua terpisahkan
dan ia juga menyampaikan bahwa sekarang Sang Rama tinggal di Gunung Maliawan.
Akhirnya Dewi Sita pun menerima cincin Sang Rama dan segera menitipkan cudamani
untuk Sang Rama. Kesedihan Dewi Sita berangsur pergi setelah mengetahui tujuan
Sang Rama. Dewi Sita juga menyampaikan kerinduan yang amat dalam kepada Sang
Rama. Sang Hanuman sangat senang karena berhasil menjalankan kewajibannya untuk
mencari Dewi Sita. Lalu ia menyembah dan lekas pergi untuk menghancurkan
kerajaan milik Sang Ravana dengan tujuan meminimalisir kekuatan dari pihak Sang
Ravana.
Sang Hanuman menghancurkan Taman
Angsoka, pohon-pohon pun tumbang dan bunga-bunga berguguran. Binatang-binatang
berhamburan dan penjaga istana berlarian untuk melaporkan kejadian tersebut
kepada Sang Ravana. Mendengar kejadian tersebut, Sang Ravana menjadi sangat
murka. Dengan cepat ia memerintahkan prajurit-prajuritnya untuk menyerang dan
membunuh Sang Hanuman. Karena kekuatannya, Sang Hanuman berhasil mengalahkan
banyak prajurit raksasa. Raksasa yang masih hidup kembali melaporkan kejadian
tersebut kepada rajanya. Sang Ravana memerintahkan para hulu balang untuk
menyerang Sang Hanuman, akhirnya Sang Hanuman pun memenangkan peperangan
tersebut. Dengan mudah Sang Hanuman menghancurkan mereka, mayat-mayat pun
bergelimpangan di medan perang.
Sang Aksa yang amat sakti adalah
putra Sang Ravana. Sang Aksa sangat ahli memanah, dengan anak panahnya ia
menyerang Sang Hanuman. Tetapi panah tersebut tidak dapat menghancurkan Sang
Hanuman. Sang Aksa akhirnya dapat dikalahkan oleh Sang Hanuman menyerang
dengan mengunakan kayu sampai memutuskan tangan Sang Aksa, akhirnya Sang Aksa
gugur dalam perang.
Setelah sempat beristirahat,
kemudian datang Sang Indrajit menghampiri Sang Hanuman untuk membalas dendam.
Sang Indrajit juga bernama Sang Meganada, Sang Hanuman menantang Sang Indrajit
untuk berperang. Sang Indarjit sanat merasa tertantang, kemudian ia menyerbu
Sang Hanuman dengan para prajuritnya. Peperangan terjadi dengan sengit, anak
panah yang dikeluarkan oleh para raksasa menyatu dengan panah sang Indrajit
untuk menghancurkan Sang Hanuman. Tetapi anak panah tersebut tidak dapat
mengusik badan Sang Hanuman. Sang Hanuman dapat menjelma menjadi banyak, dengan
jumlah yang tak terhitung, bahkan sampai ada ribuan Hanuman. Penyerangan para
raksasa sia-sia dan tak membuahkan hasil, mereka kepayahan karena mengejar
ribuan Hanuman kesana-kemari. Sang Hanuman memanfaatkan kesempatan tersebut
dengan mengambil dahan kayu untuk memukul para raksasa sampai mati.
Sang Hanuman diserang kembali oleh
Sang Indrajit. Sang Indrajit kembali memanah Sang Hanuman dengan memacu
keretanya dengan cepat. Kekalahan kembali menghampiri Sang Indrajit,
penyerangannya hanya sia-sia karena tak dapat mengusik Sang Hanuman. Kuda Sang
Indrajit juga menyerang Sang Hanuman, dengan cepat Sang Hanuman melompat dan
merobek perut kuda tersebut dengan kukunya, akhirnya kuda tersebut mati. Sang
Indrajit kembali mengerahkan kuda yang amat sakti untuk menyerang Sang Hanuman
dan mengerahkan prajurit perang dengan jumlah yang sangat banyak. Para prajurit
tersebut berbaris rapat, kemudian semuanya melepaskan anak panah untuk
menyerang Sang Hanuman. Anak panah yang rapat tertimbun, jika dalam peperangan
sampai terjadi keadaan seperti ini, jarang sekali ada yang bisa melawan. Anak
panah berhasil menancap pada badan Sang Hanuman, tetapi ia membiarkan begitu
saja sebagai simbol keberaniannya, Sang Indrajit merasa sangat terhina melihat
hal tersebut.
Sang Indrajit kembali menyerang Sang
Hanuman dengan panah nagapasa. Panah tersebut berwujud ular yang sangat
besar dan panjang, dengan gigi yang menakutkan. Tangan dan paha sampai ke lutut
Sang Hanuman dililit oleh ular tersebut, tulang rusuk dan dadanya terjepit
sampai ia roboh dan terjatuh. Tetapi jatuhnya Sang Hanuman hanya tipuan belaka
agar ia dapat bertemu dengan Sang Ravana. Sang Hanuman terlihat tak berdaya,
sehingga para raksasa bergemuruh. Sang Indrajit memerintahkan agar Sang Hanuman
diangkat dan dihadapkan kehadapan Sang Ravana, agar Sang Ravana mengetahui
bahwa panah nagapasa tak tertandingi.
Sang Ravana sangat murka dan
memerintahkan untuk membunuh Sang Hanuman dengan cara dibungkus dengan
benda-benda yang tipis yang mudah terbakar. Sang Hanuman pun dibakar, tetapi
tiba-tiba ia membesar sebesar Gunung Semeru. Dengan cepat ia melayang diudara
dan melompat dari bangunan ke bangunan yang lain menyebarkan kobaran api.
Setelah Istana Lengka terbakar, Sang Hanuman menemui Dewi Sita di taman Angsoka
untuk menyampaikan bahwa ia akan kembali pulang.
Sang Hanuman menghadap kepada Sang Rama untuk
mempersembahkan Cudamani dan sepucuk surat dari Dewi Sita. Sang Rama tidak
berdaya setelah membaca surat tersebut, karena besarnya rasa cinta, rindu, dan
kasih sayang Dewi Sita. Selanjutnya dalam surat tersebut Dewi Sita
meminta agar menjemputnya dan agar istana Alengka dihancurkan. Sang Hanuman
menyampaikan keadaan Dewi Sita yang bersedih karena berpisah dengan Sang Rama.
Sang Rama bersama Sang Laksamana, Sang Sugriwa dan pengikutnya berangkat menuju
Istana Alengka. Sesampainya disana, Sang Rama melihat Istana Lengka yang
terbakar. Pada malam harinya Sang Rama merasakan kebingungan karena besarnya
rasa cinta dan rindu beliau kepada Dewi Sita. Sang Laksamana yang sangat
bijaksana pun meningatkan beliau agar Sang Rama tidak bingung karena Sang Rama
telah tersohor dengan keteguhan iman dan kebijaksanaannya. Berkat pesan dari
Sang Laksmana, Sang Rama kembali bersenang kembali.
NILAI-NILAI
YANG TERKANDUNG DALAM SUNDARA KANDA
A. NILAI KEPAHLAWANAN
Dalam
pembabakan ini tersurat nilai kepahlawanan, yaitu bagaimana menjadi
orang yang berani, tidak mengenal menyerah, kuat, cerdik, dan dapat dipercaya
dalam menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab. Nilai tersebut terdapat
dalam penggalan cerita yaitu, Sang Hanuman yang menjadi utusan Sang Rama pergi
ke Alengka untuk mencari Dewi Sita. Di sana ia ditangkap namun dapat
meloloskan diri dan membakar ibukota Alengka. Dalam babak ini yang menjadi tokoh
utama tidak lain adalah Hanuman. Sang Hanuman yang taat akan perintah dari
Rajanya Sugriwa dan Rama sendiri. Hanuman yang mengemban amanat untuk menemukan
Sitha di kerajaan Alengka, dengan teliti menyusuri setiap tempat yang ia lalui,
setibanya dari Alengka. Hanuman menjalankan amanah yang diberikan oleh Rama
dengan baik, ia berhasil menemukan keberadaan Sita dan membawa informasi
tentang situasi di Kerajaan Alengka.
B. NILAI KESETIAAN
Nilai kesetiaan antara Sang Rama
dengan Dewi Sita tersurat dalam beberapa penggalaan cerita. Nilai kesetiaan
dari Sang Rama kepada Dewi Sita yaitu, ketika ia mengutus Sang Hanuman untuk
mencari Dewi Sita dan menitipkan cincinnya sebagai tanda kesetiaan Sang Rama.
Nilai kesetiaan dari Dewi Sita kepada Sang Rama, pada saat Sang Ravana merayu
Dewi Sita, tetapi ia tetap pada pendiriannya, yaitu setia dan cinta kepada Sang
Rama. Cudamani yang dipersembahkan kepada Sang Rama adalah bukti kesetiaan dari
Dewi Sita.
Comments
Post a Comment