Tradisi Daerah yang Terkait dengan Animisme dan Dinamisme
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Setiap daerah, memiliki tradisi-tradisi yang membedakan
antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya. Setiap tradisi yang ada,
semua memiliki sejarah dan dipercaya oleh penduduk setempat. Kepercayaan
tersebut tidak hanya ditujukan kepada terhadap Tuhan saja, tetapi juga percaya
adanya animisme dan dinamisme. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas
tentang tradisi yang berkaitan dengan Animisme dan Dinamisme.
1.2
Rumusan
Masalah
Dalam menulis suatu makalah, rumusan masalah
sangatlah penting, dengan adanya rumusan masalah dapat diketahui inti persoalan
sehingga dapat mengarahkan dan menegaskan dalam penulisan suatu makalah. Maka
dari itu keputusan masalah dalam makalah Teologi
Nusantara dengan judul “Tradisi Daerah yang Terkait dengan Animisme dan Dinamisme”
berdasarkan latar belakang diatas adalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Animisme?
2. Apa Pengertian Dinamisme ?
3. Tradisi Daerah Apa yang Terkait dengan Animisme dan
Dinamisme?
1.3
Tujuan
Penulisan
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang
tentunya mempunyai tujuan yang sesuai dengan jenis kegiatan yang dilakukan.
Apabila kegiatan yang dilakukan tidak mempunyai tujuan, maka kegiatan tersebut
tidak akan terarah. Tujuan dalam penulisan makalah ini, berdasarkan rumusan
masalah diatas, yaitu:
1. Untuk
mengetahui apa Pengertian Animisme .
2. Untuk mengetahui apa Pengertian Dinamisme
3. Untuk mengetahui Tradisi Daerah Apa yang Terkait dengan
Animisme dan Dinamisme
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Animisme
Animisme berasal dari bahasa latin yaitu anima yang
berarti Roh, kepercayaan animisme adalah suatu kepercayaan bahwa segala sesuatu
yang ada dibumi baik itu hidup ataupun mati mempunyai roh. Kepercayaan animisme
mempercayai bahwa setiap benda di Bumi ini (seperti kawasan tertentu, gunung,
laut, sungai, gua, pohon dan batu besar) memiliki jiwa yang harus dihormati
agar tidak mengganggu manusia, Tetapi malah membantu kehidupan mereka.
Menghormati dengan cara melakukan pemujaan dan
memberikan sesaji biasa di lakukan oleh penganut animisme. Bagian dari
kepercayaan ini adalah adanya roh-roh orang yang telah meninggal, kepercayaan
ini mempercayai jika roh orang yang telah meninggal dapat masuk ke tubuh hewan.
Tujuan beragama dalam animisme adalah
mengadakan hubungan baik dengan roh-roh yang ditakuti dan dihormati itu dengan
senantiasa berusaha menyenangkan hati mereka
Animisme merupakan
azas dari agama, dimana animisme ini
mengarah dan berkaitan dengan penguasa alam yang berhubungan dengan sang
pencipta (Tuhan). Animisme sudah ada sejak masa Paleolitik Atas, yaitu sekitar
40.000-100.000 tahun sebelum masehi dan jauh sebelum manusia mengenal agama.
Secara umum, Animisme merupakan hal-hal yang berada diluar nalar manusia dan
merupakan hal-hal yang tidak masuk di akal.
2.2 Pengertian Dinamisme
Dinamisme berasal dari bahasa yunani dunamos yang
mempunyai arti kekuatan atau daya, Kepercayaan dinamisme adalah kepercayaan
yang menyakini bahwa semua benda-benda yang ada di dunia ini baik hidup atau
mati mempunyai daya dan kekuatan gaib. Benda-benda tersebut dipercaya dapat
memberi pengaruh baik dan pengaruh buruk bagi manusia. Kekuatan gaib itu terdapat di dalam
benda-benda seperti keris, patung, gunung, pohon besar, dan lain sebagainya. Tujuan beragama pada dinamisme
adalah untuk mengumpulkan kekuatan gaib atau mana (dalam bahasa ilmiah)
sebanyak mungkin.
2.3 Tradisi Daerah yang Tterkait
dengan Animisme dan dinamisme
1. Tradisi pemilihan Pemangku di Pura Dalem Balingkang, Desa Pinggan, Kec.
Kintamani, Kab.Bangli.
Pemangku (Orang Suci) merupakan orang yang sangat penting di setiap pura yang ada di
Bali pada Khususnya. Karena Orang Suci merupakan orang yang memimpin jalannya
upacara di suatu pura tertentu. Pemilihan Pemangku
di Pura yang satu dengan pura yang lainnya, memiliki cara yang berbeda-beda.
Seperti halnya di Pura Dalem Balingkang, pemangku
dipilih melalui suatu upacara, yang mana saat pemangku akan dipilih
orang-orang terutama para warga yang laki-laki akan duduk dengan tenang. pemangku dipilih oleh pemangku yang sudah
Lingsir (Tua) saat upacara tersebut
dengan cara memilih orang yang sudah tentu merupakan orang yang benar-benar
akan menjadi pemangku tetapi orang
yang terpilih tersebut memang tidak direncanakan sebelumnya, yaitu dengan membawa banyak dupa yang sudah hidup dijadikan satu dan
di tujukan ke muka orang yang sudah akan terpilih. Dan orang yang terpilih
tersebut tidak akan mengedipkan matanya, tidak merasakan perih karena terkena
asap dupa.
Dari tradisi diatas, sudah kelihatan adanya Animisme, yaitu orang yang akan
dipilih menjadi Pemangku memiliki roh
(Atman) yang sudah ditakdirkan menjadi Pemangku
dan Pemangku Lingsir yang memilih Pemangku baru juga memiliki roh (Atman), saat memilih Pemangku yang baru tidak sadar dan tidak
dapat memilih orang sesuai dengan keinginannya, tetapi sudah dipilih oleh
Beliau (Tuhan) yang berstana di Pura tersebut.
Dinamisme dalam tradisi tersebut
yaitu Dupa yang digunakan sarana dalam pemilihan Pemangku tersebut memiliki kekuatan untuk menentukan orang yang
mana yang akan terpilih, dan juga menyebabkan orang yang terpilih menjadi Pemngku tidak merasakan perih karena
matanya terkena asap dari dupa tersebut.
2. Adanya Batu yang digunakan menentukan kesuburan daerah
setempat di Desa Sukawana, Kec. Kintamani, kab. Bangli.
Di salah satu pura di desa
sukawana, terdapat kubangan air yang tertutup dengan batu. Menurut kepercayaan
setempat, batu tersebut hanya akan bisa diangkat oleh gadis yang masih perawan.
Apabila kubangan tersebut berisi air, maka desa sukawana berada dalam keadaan
subur, begitu juga sebaliknya, apabila tidak ada air, maka desa Sukawana dalam
keadaan kurang subur. Batu tersebut dibuka pada saat-saat ada upacara tertentu.
Dari tradisi diatas,
adanya kepercayaan Animisme, yaitu roh (Atman) gadis yang masih perawan
memiliki kekuatan yang sangat besar, sehingga bisa mengangkat batu yang tidak
bisa diangkat oleh orang yang sudah tidak perawan lagi. Oleh karena itu saat
kita belum kawin, khususnya para wanita harus bisa menjaga keperawanannya,
yaitu merupakan harta erbesar yang dimiliki oleh wanita, yang kesucinnya harus
bisa dijaga dengan baik.
Dinamisme dalam tradisi tersebut
yaitu, batu yang berada diatas kubangan air tersebut memiliki kekuatan, yaitu
bisa tahu mana gadis yang masih perawan dan tidak, sehingga batu tersebut bisa
diangkat.
BAB III
PENUTUP
2.1 Simpulan
Tradisi di setiap daerah, khususnya yang ada di Bali antara daerah yang
satu dengan daerah yang lain memiliki perbedaan yang menjadi ciri khas suatu
daerah. Setiap tradisi yang ada khususnya di Bali tidak akan terlepas dari
kepercayaan Animisme dan Dinamisme.
Animisme yaitu merupakan awal manusia mengenal adanya Tuhan.
Kata "animisme" berasal dari bahasa latin anima yang artinya roh atau
nyawa yang mencakup nafas atau jiwa manusia. Animisme adalah agama yang mengajarkan bahwa tiap-tiap
benda, baik yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa mempunyai roh. Tujua
beragama dalam animisme adalah mengadakan hubungan baik dengan roh-roh yang
ditakuti dan dihormati itu dengan senantiasa berusaha menyenangkan hati mereka.
Dinamisme yaitu Secara etimologis, dinamisme berasal dari kata Yunani
dynamis atau dynaomos yang artinya kekuatan atau tenaga. Jadi dinamisme adalah
kepercayaan pada kekuatan gaib yang misterius. Tujuan beragama pada dinamisme
adalah untuk mengumpulkan kekuatan gaib atau mana (dalam bahasa ilmiah)
sebanyak mungkin. Kekuatan
gaib itu terdapat di dalam benda-benda seperti keris, patung, gunung, pohon
besar, dan lain sebagainya.
2.2 Saran
Kita sebagai
umat hindu yang khususnya ada di Bali, agar bisa mengetahui mana tradisi yang
termasuk Animisme dan Dinamisme, karena orang yang beragama Hindu, khususnya di
daerah-daerah di Bali, tidak akan terlepas dari kepercayaan tehadap Animisme
dan Dinamisme.
Comments
Post a Comment