YADNYA SESA


                                                      Judul     : Yadnya Sesa
                                                          Audien   : Anak-anak SD
                                                                      Penyusun: Ni Kadek Sri Agustini
Om Swastyastu
Yth. Bapak kepala sekolah
Yang saya hormati, bapak dan ibu guru
Serta yang saya cintai dan banggakan adik-adik yang yang telah berkesempatan hadir pada pagi hari ini.
            Pertama-tama mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas asung kerta wara nugraha Beliau kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat dan berbahagia. Pada kesempatan ini izinkan saya memperkenalkan diri, nama saya Ni Kadek Sri Agustini. Saya dari jurusan Teologi, Fakultas Brahma Widya.
            Adik-adik yang saya cintai dan banggakan. pada saat ini ada sebagian masyarakat dalam sembahyang ke pura, berlomba-lomba membawa persembahan atau banten yang megah, namun belum tentu didasari dengan rasa yang tulus ikhlas, tetapi kadang-kadang ada rasa ingin pamer bahkan sampai rela mencari hutang untuk beryadnya. Dari fenomena tersebut mari kita lihat kembali yadnya yang paling sederhana, yaitu yadnya sesa. Sudahkan yadnya sesa ini dilakukan. Sebelum kita beryadnya yang besar, seharusnya kita bisa melaksanakan yadnya yang paling sederhana. Oleh karena itu, izinkan saya dalam kesempatan ini membawakan Dharma Wacana, yang berjudul “Yadnya Sesa
            Adik-adik yang saya cintai dan banggakan. Yadnya sesa merupakan yadnya yang paling sederhana sebagai realisasi panca yadnya yang dilaksanakan oleh umat Hindu dalam kehidupan sehari-hari. Yadnya sesa atau mesaiban dan sering juga disebut dengan mejotan seharusnya dilakukan setelah selesai memasak atau sebelum menikmati makanan. Seperti yang disebutkan dalam Bhagavadgita III.13,
Mucyante sarva kilbishaih,
Bhunjate te tu agham papa,
Ye pachanty atma kuranat
Terjemahannya: Ia yang memakan sisa yadnya akan terlepas dari segala dosa (tetapi) ia yang memasak makanan hanya bagi dirinya, sesungguhnya makan dosa.
            Adik-adik yang saya cintai dan banggakan. Yadnya sesa atau mebanten saiban merupakan penerapan dari ajaran kesusilaan Hindu, yang menuntut kita untuk selalu berbuat dharma, tidak mementingkan diri sendiri, tetapi mendahulukan kepentingan diluar diri kita sendiri. Pelaksanaan yadnya sesa juga bermakna bahwa kita sebagai manusia setelah selesai memasak atau sebelum menikmati makanan wajib memberikan persembahan berupa makanan, karena makanan merupakan sumber kehidupan di dunia ini. Tujuannya sebagai wujud syukur atas apa yang diberikan Hyang Widhi kepada kita.
            Adik-adik yang saya cintai dan banggakan. Banten saiban adalah persembahan yang paling sederhana, sehingga sarananyapun sederhana, yaitu mempersembahkan makanan yang dimasak atau yang akan dimakan pada hari itu. Yadnya sesa atau mesaiban yang paling sempurna adalah dihaturkan lalu dipercikkan air bersih dan disertai dupa menyala sebagai saksi dari persembahan tersebut. Namun yang sederhana bisa dilakukan tanpa memercikkan air dan menyalakan dupa, karena wujud yadnya sesa itu sendiri dibuat sangat sederhana. Ada lima tempat penting untuk menghaturkan saiban atau yadnya sesa sebagai simbol dari panca maha bhuta, yaitu:
1.      Pertiwi (tanah), biasanya ditempatkan pada pintu keluar rumah atau pintu halaman.
2.      Apah (air), ditempatkan pada sumur atau tempat air.
3.      Teja (api), ditempatkan di dapur, pada tempat memasak (tungku atau kompor)
4.      Bayu, ditempatkan pada beras dan juga nasi.
5.      Akasa, ditempatkan pada tempat sembahyang (pelangkiran, pelinggih, penunggun karang, saluran air, dll.)
Adik-adik yang saya cintai dan banggakan.   Dari uraian yang telah saya sampaikan tadi, dapat saya simpulkan bahwa yadnya sesa merupakan tradisi umat Hindu menghaturkan atau mempersembahkan apa yang dimasak atau yang mau disajikan untuk dimakan pada hari itu kepada Tuhan dan menebus dosa atas dosa membunuh hewan dan tumbuhan yang diolah menjadi makanan.
Adik-adik yang saya cintai dan banggakan. Tuhan menciptakan alam beserta isinya melalui yadnya, maka kita sebagai manusia khususnya umat Hindu wajib mempersembahkan apa yang akan kita nikmati, sebagai wujud syukur kita kepada Tuhan.  Kita sebagai umat Hindu, hendaknya mampu melaksanakan yadnya dari yadnya yang paling sederhana, yaitu yadnya sesa, sebelum melaksanakan yadnya yang lebih besar seperti panca yadnya
Bapak ibu serta adik-adik yang saya banggakan, demikian yang dapat saya sampaikan, apabila ada kesalahan yang tidak saya sengaja, saya mohon maaf. Akhir kata saya tutup dengan puja paramasanti,
Om Santih, Santih, Santih Om          
           


Comments

Popular posts from this blog

AHIMSA

TATTWA ATMAN BRAHMAN

JALAN KELEPASAN MENURUT JNANA SIDDHANTA