KARMAPHALA



Judul       : Karmaphala
Audien    : Mahasiswa
Penyusun: Ni Kadek Sri Agustini
Om Swastyastu
Yth. Bapak dosen
Yang saya hormati, rekan-rekan mahasiswa yang telah berkesempatan hadir pada pagi hari ini.
            Pertama-tama mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas asung kerta wara nugraha Beliau kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat dan berbahagia. Pada kesempatan ini izinkan saya memperkenalkan diri, nama saya Ni Kadek Sri Agustini. Saya dari jurusan Teologi, Fakultas Brahma Widya.
            Rekan-rekan yang saya hormati. Sekarang ini banyak terjadi kasus yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Seperti yang kita ketahui, banyak kasus kekerasan yang sampai merenggut nyawa orang. Kasus korupsi yang sangat merugikan masyarakat. Penyebaran berita palsu (hoax). Sampai penggunaan obat-obatan terlarang. Melihat fenomena tersebut, tidakkan mereka memiliki perikemanusiaan, apakah tidak tahu mana perbuatan baik dan buruk atau memikirkan akibat yang akan diterima. Oleh karena itu, izinkan saya dalam kesempatan ini membawakan Dharma Wacana, yang berjudul “Karma Phala”.
            Rekan-rekan yang saya hormati. Karmaphala adalah salah satu dari lima keyakinan (panca sradha) dari agama Hindu. Karmaphala terdiri dari dua kata yaitu karma dan phala, yang berasal dari bahasa Sanskerta. Karma berarti perbuatan dan phala berarti buah atau hasil, jadi karmaphala berarti buah atau hasil dari perbuatan, baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar. Hukum karma adalah hukum tentang sebab dan akibat. Tidak ada satupun akibat tanpa sebab dan tidak ada satupun sebab tanpa akibat.  Dalam ajaran ini, semua perbuatan akan mendatangkan hasil. Kita percaya bahwa perbuatan yang baik (subha karma) akan membuahkan hasil yang baik dan perbuatan buruk (asubha karma)  akan membuahkan hasil yang buruk.  Karmaphala memberi keyakinan kepada kita untuk mengarahkan segala tingkah laku kita agar selalu berdasarkan etika dan cara yang baik, guna mencapai cita-cita yang luhur dan selalu menghindari jalan dan tujuan yang salah. Dalam konsep Hindu, perbuatan ada tiga yaitu perbuatan melalui pikiran, perbuatan melalui perkataan, dan perbuatan melalui tingkah laku.  Ketiganya perbuatan  tersebut yang akan mendatangkan hasil bagi yang berbuat.
Rekan-rekan yang saya hormati. Ajaran karmaphala juga disebutkan dalam Bhagavadgita V.6,
Sannyāsas tu mahā –bāho    
duhkam āptum ayogatah
Yoga-yukto munir brahma
 na cirenādhigacchati
Terjemahan: kalau seseorang hanya melepaskan segala kegiatan namun tidak menekuni bhakti kepada Tuhan, itu tidak dapat membahagiakan dirinya. Terapi orang yang banyak berpikir yang menekuni bhakti dapat mencapai kepada Hyang Maha Kuasa dengan segera, wahai yang berlengan perkasa.
Dalam sārasamuccaya 4. Disebutkan,
Apan iking dadi wwang, uttama juga ya, nimittaning mangkana,
wênang ya tumulung awaknya sangkeng sangsāra, makasādhanang śubhakarma,
hinganing kottamaning dadi wwang ika.֑
Terjemahan: menjelma sebagai manusia itu adalah sungguh-sungguh yang utama; sebab demikian karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara (lahir dan mati berulang-ulang) dengan jalan berbuat baik, demikian keuntungannya dapat menjelma menjadi manusia.
            Rekan-rekan yang saya hormati. Dari kedua sloka tersebut dapat dijelaskan bahwa, kita lahir sebagai manusia sungguh yang utama. Lahir sebagai manusialah kita dapat berpikir, berkata dan berbuat yang baik agar bisa mendapatkan hasil yang baik pula. Berbakti kepada Tuhan, agar bisa mencapai Tuhan dan terlepas dari keadaan sengsara. Menghindari perbuatan-perbuatan yang tidak baik, supaya tidak menanggung hasil yang tidak baik dan sengsara.
            Rekan-rekan yang saya hormati. Karmaphala dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.      Sancita Karmaphala merupakan phala atau hasil yang diterima pada kehidupan sekarang atas perbuatannya di kehidupan sebelumnya dan masih merupakan sisa yang menentukan kehidupan kita sekarang..
2.      Prarabdha Karmaphala merupakan karma atau perbuatan yang dilakukan pada kehidupan saat ini dan phalanya akan diterima pada kehidupan saat ini juga.
3.      Kryamana Karmaphala merupakan karma atau perbuatan yang dilakukan pada kehidupan saat ini, namun phalanya akan dinikmati pada kehidupan yang akan datang.

Selain itu, karmaphala juga memiliki beberapa sifat yaitu:
1.      Hukum karmaphala itu bersifat abadi. Maksudnya sudah ada sejak mulai penciptaan alam semesta ini dan tetap berlaku sampai alam semesta ini mengalami pralaya.
2.      Hukum karmaphala  bersifat universal. Artinya berlaku bukan untuk manusia tetapi juga untuk mahluk – mahluk seisi alam semesta.
3.      Hukum karmaphala  berlaku sejak zaman pertama penciptaan, zaman sekarang dan  zaman yang akan datang.
4.      Hukum karmaphala  sangat sempurna, adil, tidak, ada yang dapat menghindarinya.
5.      Hukum karmaphala  tidak ada pengecualian terhadap siapapun.
Rekan-rekan yang saya hormati. Dari uraian yang telah saya sampaikan tadi, dapat saya simpulkan bahwa, karmaphala merupakan salah satu dari lima keyakinan (panca sradha) dari agama Hindu. Karmaphala diartikan sebagai buah atau hasil dari perbuatan. Karmaphala juga diartikan sebagai hukum tentang sebab dan akibat, karena tidak ada satupun akibat tanpa sebab dan tidak ada satupun sebab tanpa akibat. Baik perbuatan kita, maka baik pula hasil yang diperoleh. Begitu juga sebaliknya, buruk perbuatan kita maka hasilnya juga akan buruk.
Rekan-rekan yang saya hormati. Kita menjelma sebagai manusia adalah sungguh-sungguh yang utama. Oleh karena itu, kita harus mampu memilih dan melaksanakan  mana perberbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk. Selalu mentaati  norma-norma yang berlaku di masyarakat. Tujuannya adalah agar  terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan, seperti beberapa kasus penyimpangan yang terjadi akhir-akhir ini.
Bapak dosen dan rekan-rekan yang saya hormati. Demikian dharma wacana yang dapat saya sampaikan pada hari ini, apabila ada kesalahan yang tidak saya sengaja, saya mohon maaf. Akhir kata saya tutup dengan puja paramasanti,
Om Santih, Santih, Santih Om          


Comments

Popular posts from this blog

JALAN KELEPASAN MENURUT JNANA SIDDHANTA

YADNYA SESA

Tradisi Daerah yang Terkait dengan Animisme dan Dinamisme